People Change, Friendship Ends

November 13, 2018

Hi everyone! lama tak berjumpa, mohon maaf sejak hamil seringkali mencoba untuk lebih menghibur diri dengan hal-hal sederhana :) 

Anyway, I am here now. Kali ini saya akan mencoba untuk berbicara mengenai breakup, bukan putus dengan pacar atau kekasih, tetapi friendship breakup. Jika bicara mengenai putus hubungan, sakit hati dan lain sebagainya, kecenderungannya masyarakat akan selalu berpikir tentang pacar, dan hubungan cinta. Tapi rasanya tidak berlebihan jika saya katakan sakit hati bisa juga datang dari teman dan sahabat kita, kadang malah bisa menyisakan trauma yang begitu dalam. Apa terdengar familiar? Kadang kita bisa sangat egois ketika kita berbicara syarat cinta pada pasangan dan kita bisa sangat dermawan jika bicara tentang cinta pada sahabat dan teman. Why is that so?

Memiliki teman adalah kebutuhan dasar manusia sebagai makhluk sosial. Kita berkeluh kesah, bercerita, bersenda gurau bersama dengan orang yang kita anggap cocok dan bisa menerima kita sebagai seorang individu. Tetapi seiring dengan berkembangnya seseorang, apakah bisa berteman dengan teman yang sama dalam semua tahap kehidupan? 

Dalam serial televisi Girls, yang ditulis Lena Dunham, Jenni Konner dan Judd Apatow, berkisah tentang pertemanan 4 perempuan muda yang tinggal di New York, berakhir dengan keempat sahabat ini tidak lagi berhubungan. Setelah tahap sebagai perempuan muda mereka lewati, season finale memperlihatkan transisi Hannah (Dunham) sebagai ibu muda, yang akhirnya membawanya untuk hidup hanya dengan Marnie (Allison Williams). dan meninggalkan teman-temannya. Dalam sebuah wawancara Dunham, yang adalah seorang feminis sejati, mengatakan bahwa akhir cerita ini adalah perkawanan perempuan yang realistis, tidak seperti serial televisi lain yang selalu mengisahkan pertemanan tidak lekang termakan zaman. Pada faktanya orang berubah, dan bisa membawa mereka ke jalan hidup yang berbeda-beda.


Perubahan tahap hidup seseorang adalah sesuatu yang tidak terelakkan. Begitu banyak pengaruh yang kita hadapi setiap hari, pertemuan dengan orang-orang baru, preferensi seni dan pemahaman yang kita dapatkan yang tentunya membentuk kita menjadi pribadi yang lebih tajam setiap harinya. Tentunya perubahan ini tidak akan sama dengan orang-orang terdekat kita, bahkan tidak sama dengan pasangan kita sekalipun. Dan yang ingin saya tekankan adalah tidak ada perkembangan hidup yang salah ataupun benar, yang ada hanya perbedaan yang mungkin membawa kita lebih jauh atau lebih dekat dengan beberapa orang di dalam hidup kita. Jadi, tidak perlu untuk merasa bersalah telah menjadi pribadi yang sudah anda jalani, karena itulah pilihan hidup anda, dan akan ada orang yang tidak bisa berjalan seiring dengan jalan anda ke depan. 

Hal ini terjadi pada saya, dan bisa juga terjadi pada anda. Hanya saja, kita terbiasa untuk membicarakan break-up dengan pacar, bukan dengan teman, sehingga ketika ini terjadi pada saya, saya bingung apa yang harus saya lakukan. Bayangkan mungkin atau tidak untuk bicara dengan teman anda, "hmm kayaknya kita udah nggak cocok, boleh nggak kita sudahi aja hubungan ini?" No! because there is no manual to do a friendship break-up. Saya melakukan beberapa riset dan akhirnya menemukan beberapa jawaban, saya coba uraikan dalam tulisan ini.


How to know that it's time to break-up?

Hal pertama yang saya dapati adalah perasaan berat ketika bertemu dengannya. Entah diskusi yang sudah tidak berjalan atau kesan membingungkan lainnya. Misalnya, ketika sahabat anda lebih tertarik untuk membicarakan hal-hal yang berbau kemewahan, yang mana anda sudah merasa tidak nyaman mendengarkannya. Mungkin bukan salah dia, mungkin bukan salah anda, mungkin anda dan dia tidak lagi berjalan bersama.

Hal kedua, support yang dulu bisa anda dapati tidak lagi anda temukan. Setiap kali anda berkeluh kesah dan mencurahkan hati akhirnya anda merasa seperti diacuhkan atau dinasehati. Misalnya, lontaran kalimat yang anda dapati bukanlah hal yang anda kira akan anda dapatkan dari dia. Perasaan anda akan menjadi penentu suatu hubungan pertemanan. Jika perasaan anda sudah tidak tenang, maka pertemanan itu bukanlah yang terbaik untuk anda. 

Pertemanan yang sudah tidak saling mendukung bisa diibaratkan seperti makanan yang sudah kedaluwarsa (expired) , akhirnya tidak ada cara lain selain menyingkirkan dan berjalan lebih jauh.


How to do it?

Definisikan perasaan anda dan identifikasi masalah yang terjadi. Meskipun di permukaan mungkin terlihat baik-baik saja, tapi hal-hal seperti tidak adanya perhatian saat anda ulang tahun misalnya, atau jarangnya bertemu, bisa menjadi faktor mengapa perasaan anda tidak lagi berada di tempat yang sama tentang pertemanan ini. Kepekaan anda terhadap masalah juga dibutuhkan dengan munculnya masalah-masalah kecil yang meletup-letup, seperti miskomunikasi, iri hati, dendam dari zaman dulu yang diungkit-ungkit dan lain sebagainya. 

Berbicara dengan tatap muka bisa menjadi penutup hubungan yang baik, jika emosi anda stabil. Bicarakan hal ini dengan sebaik-baiknya, bahwa banyak hal yang sudah berubah dan lain sebagainya. Akan tetapi, jika hal ini tidak memungkinkan, detoksifikasi diri dari hal-hal yang memberatkan dengan melangkah ke depan bisa menjadi pilihan anda. 


Step Back 

Anda akan merasa sakit hati, sedih, ataupun depresi dalam semua hubungan yang gagal. Begitu juga halnya dengan friendship break-up, mine was draining. Saya merasa begitu berat untuk menjalani hidup di dalam tahap-tahap awal, tetapi kemudian saya mengambil waktu untuk menenangkan diri dan mencari hal-hal positif yang bisa mengalihkan perhatian saya dari break-up ini. 

Izinkan diri anda beradaptasi dan menerima kekosongan beberapa tempat yang dulu diisi oleh teman anda, acceptance adalah tahap penting dalam pendewasaan diri. Setelah anda berhasil melewati hal ini, anda sudah melewati ujian terberat dalam keputusan anda. 


Embrace Your Life and The People In Your Life

Masa ini adalah masa pencerahan, anda akan bersyukur atas semua yang anda miliki. Kehidupan adalah proses yang selalu berjalan, dan setiap proses memiliki kepahitan sendiri. Kepahitan-kepahitan ini yang akhirnya membuat kita makin kaya akan pengalaman. Apa yang saya lewati membuat saya makin merasa kaya dan sangat beruntung memiliki suami, keluarga, teman, dan pekerjaan yang luar biasa seperti yang saya miliki saat ini. 

Dengan berdamai dengan perasaan anda pada beberapa orang, akhirnya membuka peluang baru juga di mana anda bisa memulai untuk menjajaki berbagai pertemanan dengan komunitas yang belum anda kenal, atau mungkin terkesan baru untuk anda. Pertemanan adalah bonus kehidupan, keluarlah dan berkenalanlah dengan banyak orang, pasti anda akan melihat perspektif dunia yang berbeda dari yang anda lihat biasanya.


Apapun yang disajikan oleh kehidupan makanlah semuanya dengan lahap dan bersyukur dalam semua suapan. Seperti halnya seorang bayi yang memulai belajar makan dari makanan yang lembut, awalnya akan halus dan menyenangkan. Kemudian akan berubah menjadi beraneka rasa, ada yang crunchy, ada yang manis sekali, ada yang asam, bahkan ada yang pahit luar biasa. Namun pada akhirnya kita akan lebih bersyukur ketika kita pernah mencicipi berbagai aneka rasa kehidupan, bukan hanya manis yang mungkin bisa membuat diabetes, atau asin yang bisa membuat darah tinggi. Remember to live life to the fullest, be kind, and be true to yourself! until our next meeting! XOXO!