Pregnancy Travel Survival Tips
Terima kasih sudah kembali di sini! Hari ini saya ingin berbagi sedikit mengenai trip yang baru saja saya dan suami jalani. Sebenarnya kami sudah booking segala sesuatu jauh sebelum kami tahu mengenai kehamilan ini. Meskipun awalnya sempat mengalami keraguan. tapi kemudian kami cek kondisi ke dokter dan dokter pun memberikan lampu hijau untuk meneruskan perjalanan liburan kami. (catatan : kehamilan saya tergolong normal dan low risk) bahkan ia katakan bahwa liburan adalah hal yang baik untuk ibu hamil, karena bisa membuatnya bahagia. So, yes we decided to go on this trip with our happy hearts!
Ketika saya mengatakan akan pergi ke Amsterdam, banyak teman-teman dan kerabat yang mengkhawatirkan kondisi saya. Takut ini dan takut itu, ya namanya juga khawatir.. Saya pun sempat pusing menjawab banyak sekali message di whatsapp tentang keresahan mereka mengenai kondisi saya dan harus meyakinkan mereka semua bahwa saya sehat dan baik-baik saja. However, ada beberapai hal yang essential di dalam trip ini yang ternyata membuat banyak perbedaan di dalam perjalanan. If you ever wanna go on a trip while you got buns in the oven, you need to check this out.
1, Surviving a Long Haul Flight
Perjalanan panjang di dalam pesawat adalah hal yang cukup menakutkan untuk saya. Banyak kekhawatiran mengenai bengkaknya kaki, tidak lancarnya sirkulasi darah yang membuat saya nyaris membatalkan perjalanan. Tapi ternyata saya justru tidak terlalu merasakan ini semua berkat pregnancy hormones yang membuat saya mengantuk di mayoritas perjalanan.
Sebelum melakukan perjalanan anda bisa cek terlebih dahulu ketentuan terbang bagi ibu hamil, Perempuan yang sedang mengandung diperbolehkan terbang asal umur kandungan di bawah 37 minggu. Jika umur kandungan lebih dari 28 minggu, anda wajib untuk membawa surat keterangan dokter, begitu juga halnya jika anda memiliki high risk pregnancy yang bisa membutuhkan tindakan darurat di jalan. Karena saya tergolong low risk, yang perlu saya lakukan adalah mengisi letter of consent yang ada di loket check in, dan bisa melakukan perjalanan.
Beberapa catatan penting yang bisa membantu adalah membawa makanan sendiri, karena saya begitu mual dengan makanan pesawat yang entah kenapa sangat tidak menggugah selera, sedangkan saya tahu saya butuh makan untuk bayi di dalam perut. Akhirnya yang saya lakukan adalah membawa beberapa sandwich yang saya tahu enak dan bisa saya habiskan, daripada memasrahkan diri dengan makanan yang disajikan pramugari.
Yang kedua, memastikan bahwa tempat duduk yang kita pilih cukup dekat dengan toilet. Karena hampir setiap 2 jam saya harus pergi ke toilet, saya harus pastikan posisi tempat duduk saya tidak mengganggu orang lain, dan bisa cukup dekat ke toilet jika ada situasi yang "emergency".
Hal terakhir yang menjadi catatan saya adalah untuk berjalan kaki beberapa jam sekali keliling cabin, untuk memastikan aliran darah tetap berjalan dengan baik dan mencegah bengkak di kaki akibat duduk terlalu lama.
2. Dealing With Cold Weather
Perbedaan cuaca selalu menjadi hal yang paling saya antisipasi di dalam perjalanan ke suatu tempat, dan tidak terkecuali saat hamil. Selain membawa banyak baju dalam thermal, saya juga memastikan membawa lotion favorit dan minyak tubuh yang bisa digunakan kapan saja agar kulit tidak kering. Satu yang tidak boleh terlupa saat cuaca dingin menerpa adalah minum air putih. Cuaca dingin akan membuat kita tidak haus dan seringkali lupa untuk meminum air putih, padahal baik saat hamil ataupun tidak, air putih adalah faktor penting penunjang kesehatan.
Satu lagi yang harus dibawa dan penting untuk diingat adalah segala jenis vitamin, obat-obatan yang perlu anda minum untuk kesehatan janin! :)
3. Take Things Slow
Kehamilan yang baru saya ketahui ketika semua sudah booked akhirnya membuat saya lebih sering berkomunikasi dengan tubuh saya. Ketika dalam perjalanan ini, saya tidak mau sama sekali memforsir diri dengan itinerary penuh dengan kegiatan. Saya menggunakan kesempatan ini untuk melakukan slow holiday dan menikmati semua hal tanpa terburu-buru. Sisi negatifnya memang tidak banyak hal yang bisa kami lihat dan banyak obyek wisata yang kami lewatkan, akan tetapi kami memiliki waktu untuk merasakan cara hidup orang lokal yang bangun dengan santai, jalan tanpa tujuan, dan menikmati jalan-jalan santai di sore hari.
Selain meluangkan waktu untuk santai, saya juga mencoba untuk lebih peka dengan banyak sinyal yang diberikan oleh tubuh saya, seperti pening yang menandakan saya butuh makan, atau pegal di badan yang mengingatkan untuk duduk dan menikmati hot chocolate di cafe terdekat.
4. Music Concert
Salah satu teman dekat saya, Shafira Umm sempat menanyakan apa saya akan menonton sesuatu di sana? Dan memang itulah rencana awal, itulah mengapa kami berangkat. Shafira juga sempat mengatakan "aduh ngilu dengarnya.." ketika saya mengiyakan pertanyaan dia. Jujur ketika dia bertanya hal ini, saya sempat mengalami keraguan untuk bisa survive di konser musik dengan kondisi hamil seperti ini. Tapi memang hasrat untuk menonton sudah sangat besar, dan menonton The Chemical Brothers adalah salah satu impian saya dan suami, kami percaya bahwa bisa melakukan hal tersebut.
Ternyata venue tempat kami menonton sangatlah nyaman, tidak ada desakan penonton, bangku tribun terbuka dengan luas, dan yang menjadi hal yang sangat saya syukuri adalah banyaknya penonton di benua Eropa yang bisa menikmati musik dengan cara yang tidak ekspresif (seperti saya) yakni dengan duduk anteng dan berdiam diri. It was an amazing experience, saya bisa dengan nyaman menonton konser musik elektronik dengan kondisi hamil.
Satu hal yang perlu diperhatikan jika anda juga ingin menonton atau menikmati pertunjukan saat sedang berbadan dua adalah memastikan bahwa venue memiliki tempat duduk dan kapasitas yang mumpuni, dan sebisa mungkin menghindari festival yang pastinya berisi banyak orang berlalulalang. Anda bisa memilih solo concert/event yang tidak akan memaksa anda berdiri atau mengantre terlalu lama.
Nah itulah sedikit rangkuman pengalaman saya menikmati perjalanan saat sedang hamil seperti saat ini. Beberapa hal lain yang perlu digarisbawahi adalah selalu membawa minum dan snacks di dalam tas anda untuk menghindari lapar dan haus yang sering datang mendadak. Selain itu, anda juga harus didampingi partner yang selalu setia membantu, baik membawa barang berat ataupun hal lain seperti mencarikan tempat duduk dan lain-lain. That is why I'm always thankful to have my husband as my traveling companion, rasanya tidak mungkin saya survive jika tidak dibantu dan diperhatikan oleh dia. Semoga artikel ini membantu anda untuk lebih percaya diri untuk pergi liburan saat sedang hamil :) until my next post! bye!