Talkshow dengan beberapa peraih apresiasi Satu Indonesia Awards
Bicara tentang Pancasila selalu menjadi pintu masuk yang paling menyatukan bangsa Indonesia, dari Sabang sampai Merauke. Dengan semangat yang sama, diskusi yang diadakan PT. Astra International TBK di Universitas Airlangga, Surabaya berlangsung dengan penuh antusiasme dari tiap mahasiswa. Acara yang juga dihadiri oleh Yudi Latif, Kepala Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila, menghadirkan narasumber yang sangat membanggakan Indonesia.
Mulai dari Hadi Apriliawan, penemu dan pengembang teknologi Susu Listrik (SULIS) yakni teknologi pemanasan (pasteurisasi) menggunakan listrik yang membuat susu lebih tahan lama, dan peternak susu tidak lagi merugi. Teknologi yang dikembangkan Hadi mampu menghasilkan peningkatan pendapatan kepada peternak lokal lebih dari 80%. Dan teknologi ini juga sudah dilirik oleh negara Jepang yang menawarkan Hadi, uang dengan jumlah fantastis 40 Miliar Rupiah, yang kemudian ditolak mentah-mentah oleh Hadi yang berprinsip ingin memajukan Indonesia dengan tetap mempertahankan produksi yang dilakukan di dalam Negeri.
Tidak hanya Hadi, diskusi juga menghadirkan Tim Robotik dari Universitas Muhammadiyah Malang, yang berhasil menyabet medali Emas di Trinity College, Connecticut, Amerika Serikat. Dengan 3 robot pemadam kebakaran yang telah dikembangkan selama beberapa tahun terakhir, tim ini menceritakan sepak terjangnya membawa hasil karya dari jerih payah mereka selama masa pengembangan, untuk dipertontonkan dan dinilai oleh para juri di Amerika Serikat. Salah satu peserta tim, Salis, juga menceritakan tentang pengalamannya membagi waktu dalam berkuliah, bekerja dengan tim robotik, dan berjualan tahu untuk membiayai kuliahnya di UMM.
Satu lagi narasumber yang dihadirkan yang juga tidak kalah berprestasi adalah Lintang Pandu Pratiwi, seorang ilustrator asal Malang, Jawa Timur yang sudah berhasil menelurkan lebih dari 30 buku. Tidak hanya produktif, tapi Lintang juga sudah bekerja sama dengan penerbit asal Amerika Serikat, Barnes and Nobles yang telah melahirkan begitu banyak penulis terkenal. Lintang mengaku, dengan kegigihan dan percaya akan kekuatan diri sendiri, ia mampu untuk melangkah setiap harinya, meskipun profesi ilustrator seringkali dipandang sebelah mata oleh banyak orang.
Dengan satu semangat, memajukan Indonesia dengan berpegang teguh kepada kekuatan ideologi negara kita, Pancasila. Diskusi ini melahirkan semangat baru untuk melangkah dengan pasti demi kemajuan negeri, dengan berkarya sesuai dengan kemampuan diri sendiri, di apapun bidang yang dijalani, tentunya untuk kemajuan Indonesia.